The Music


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com

my name is

My photo
Pamulang, Indonesia
damn my education, i can't find the words to say about the things caught in my mind. always dreaming, never realizing. the in-between girl, trapped in reality while longing for the fantasy. have a thing for Noel Gallagher and obsessed with UK.

Apr 5, 2012

where to next?

"Skripsinya udah sampe mana?"

Jujur, setelah setahun lebih saya berkutat dengan karya terindah di seluruh dunia berinisial S itu, saya sempat merasa jengah setiap kali orang menanyakan kalimat unyu itu. bukan apa-apa. saya cuma merasa setiap orang yang menanyakan skripsi saya menaruh satu harapan pada saya untuk segera menyelesaikan skripsi saya, dan hal itu sempat menjadi beban yang saya tahu pasti dirasakan oleh hampir seluruh mahasiswa tingkat akhir di seluruh dunia (lebay, tapi mungkin emang bener). yaa kalau boleh meng-copas kata-katanya Jung, beban pertanyaan di atas itu sudah menjadi ketidaksadaran kolektif mahasiswa tingkat akhir. respon si mahasiswa ketika ditanyakan juga bermacam-macam. ada yang santai, ada yang cuek, atau malah makin stres kalo ditanyakan hal itu. tapi saya tidak ingin membahas berbagai respon tersebut. saya cuma mau cerita tentang diri saya aja. hehe.


Ya, awalnya sih saya merasa jengah. apalagi waktu saya masih berkutat di bab 1 dan 2. kayaknya kok ini skripsi saya stuck disini-sini aja, tidak bergerak kemanapun. apalagi setiap ditanya jawaban saya selalu sama. saya nya jadi malu sendiri sebenernya. sebenernya sih alasan kenapa saya lama banget ngerjain skripsi adalah karna saya itu (ehm) prokrastinator sejati. dalam bahasa umumnya, saya ini penunda-nunda. saya tidak meluangkan waktu sampai saya tidak tidur demi mengerjakan skripsi. saya tidak melakukan hal itu. tidur saya selalu nyenyak, malah setiap hari mungkin saya lebih banyak tidurnya daripada mengerjakan skripsi. yaa paling saya jadi kelihatan tambah kurus aja karna belakangan kadang suka tidak ada selera makan. 

Alhamdulillah banget pada akhirnya saya bisa melaju (cukup) pesat sehingga saat ini saya sedang berada dalam pit-stop terakhir, yaitu bab 5. tapi bukan berarti perjalanan saya berakhir, justru perjuangan edisi kedua saya baru saja dimulai (edisi pertama ketika saya menyusun kerangka berpikir). saya harus berhadapan dengan hasil yang tidak signifikan dan menyiapkan berbagai macam argumen untuk menjelaskan kenapa penelitian saya tidak signifikan. intinya, saya masih belum bisa menghembus napas lega. saya baru bisa bernapas lega apabila saya sudah melaksanakan sidang, yang sampai saat ini masih belum dapat dipastikan sebelum saya merampungkan skripsi saya. mendekati akhir skripsi ini pun, saya juga mulai memikirkan bagaimana nanti kedepannya setelah selesai sidang. mau dibawa kemana hidup saya?

Hmm, sejujurnya saya masih galau mau move on kemana setelah ini. sempat terpikir ingin menjadi Event Organizer karena saya menikmati momen-momen saya menjadi panitia acara-acara kampus. sempat juga kepikiran untuk bekerja dengan Bapak karena banyak hal yang bisa saya pelajari dengan saya ikut bekerja dengan beliau, tapi saya belum berani membicarakan hal ini kepada ayah saya. dulu sewaktu saya kecil sih, saya sempat tertarik untuk menggeluti bidang seni terutama seni film dan musik. sepertinya bekerja di bidang seni dan entertainment itu cukup menyenangkan. tapi dari semua keinginan itu, belum ada satu pun yang membuat hati saya merasa klik. intinya, saya masih galau.

Sebenarnya, passion saya adalah ingin melanjutkan kuliah. S2 di luar negeri (possibly AUS/NZ/UK), cari beasiswa. rencana saya adalah ingin melanjutkan studi psikologi dengan konsentrasi ke Psikologi Forensik yang memang telah menjadi minat saya selama dua tahun belakangan ini (sebenarnya apabila saya amati lagi, bibit kesukaan saya dengan hal-hal forensik sudah tertanam semenjak saya pertama baca Detektif Conan waktu kelas 3 SD). tapi ada beberapa kendala yang membuat saya ragu untuk mengejar beasiswa Forensik ke luar negeri. saya merasa tidak mempunyai skill yang cukup untuk dapat survive di dunia psikologi forensik. kemampuan observasi dan kepekaaan saya masih dipertanyakan. walaupun berkali-kali meyakinkan diri saya bahwa saya bisa dan kemampuan observasi dapat dipelajari, saya masih ragu dengan skill saya. lama kelamaan, passion yang tadinya begitu besar pun sekarang jadi sedikit meredup.


so, i'm back to the start. begitu banyak pertanyaan yang masih belum bisa dijawab. di hadapan saya masih gelap. cahaya-cahaya yang muncul pun masih samar, belum cukup untuk menerangi langkah perjalanan hidup saya.

hmm. sorry to bother you all. ini hanya ungkapan kegalauan saya. saya tidak berharap anda dapat membantu saya mencari jalan keluar dari kegalauan ini. mungkin pada saatnya nanti, saya akan menemukan jawaban yang tepat dan pas untuk diri saya nantinya. saat ini, mungkin ini saatnya saya menikmati kegalauan yang sedang bergumul di hati dan pikiran saya. at least, saya bersyukur masih diberikan kegalauan seperti ini. tandanya saya masih hidup. alive and well-functioning








Cheers,
-maulidadisa-

2 comments:

Liris Kinasih said...

ahh~~sama banget cha. gue juga ginii

maulidadisaa said...

ahh, senasib yaa kita, ayo kita high-five dulu *tos*