The Music


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com

my name is

My photo
Pamulang, Indonesia
damn my education, i can't find the words to say about the things caught in my mind. always dreaming, never realizing. the in-between girl, trapped in reality while longing for the fantasy. have a thing for Noel Gallagher and obsessed with UK.

Nov 20, 2010

that Facebook movie and all the gimmicks

*sebelumnya, saya tahu saya sangat sangat terlambat untuk memberikan review film ini, karena di bioskop juga sudah lewat masanya. but hey, better late than never, rite?*


 
Tagline yang menurut saya cukup mewakili inti cerita film ini.


Pertama kali saya dengar tentang film The Social Network, yang muncul dalam pikiran saya adalah, 


"Film tentang Mark Zuckerberg? apa serunya?


wajar karena di pikiran saya, Mark Zuckerberg memang tidak menarik. memangnya apa sih yang bisa membuat orang tertarik untuk menonton film tentang dia? oke, dia penemu Facebook. oke, dia juga menjadi pemuda terkaya di dunia berkat Facebook. so what? ganteng juga ngga. haha *sombong banget*. tapi melihat antusiasme teman-teman saya untuk menonton film itu sangat besar dan setelah mengintip situs imdb.com dimana film itu masuk ke jajaran Box Office di Amerika sana, otomatis saya jadi penasaran dong mengenai filmnya, kenapa film tentang orang yang tidak seru *menurut saya* tapi bisa terus-terusan ada di box office. hehe. saya pun menyambut ajakan teman saya (Ais) untuk nonton bareng teman-teman sekelas. tapi ajakan hanya tinggal ajakan, karena beberapa kali di-cancel terus. lama-lama saya kesel sama dia, akhirnya saya memutuskan untuk nonton bareng adik saya saja, Ditty. jadilah senin kemarin kami nonton berdua di Blitz Teraskota.


Menit pertama saya tonton, masih berasa biasa aja. apalagi di menit-menit pertama filmnya menceritakan Mark yang ngoceh melulu di depan pasangan kencannya. mana ocehannya itu juga ocehan tentang komputer yang saya tidak  mengerti -___-. sepanjang awal film saya sudah kepikiran, 
"yaah, kalo gini caranya sih alamat gue ga ngerti omongan dia dari awal sampe akhir film." 
tapi karena saya udah terlanjur bayar, jadi saya mencoba untuk menikmati film tersebut. 

Baru ketika adegan Mark mulai merintis website cikal-bakal Facebook dibantu oleh teman dekatnya si Eduardo Saverin a.k.a. Wardo, saya mulai tertarik untuk mengikuti jalan cerita filmnya. kenapa? karena pemeran Eduardo Saverin yang bernama asli Andrew Garfield itu adalah manusia maha tampan dan maha cool. haha *ketahuan deh motifnya, hehe*. tampangnya sebelas-duabelas sama Pedrosa, pembalap MotoGP itu. ah pokoknya dia itu rupawan. hehe. padahal kalau saya lihat aslinya, mas Eduardo itu sangat jauh dari Andrew Garfield, huhu. tapi dari situ saya langsung semangat nonton filmnya, terutama pada scenes dimana Garfield a.k.a. Eduardo ada di dalamnya. hihi.

mirip kan mirip kan? :p

Kalau membicarakan filmnya secara keseluruhan, menurut saya filmnya dikemas dengan sangat baik. tapi saya sempet kaget melihat kepribadian Mark Zuckerberg di film itu. kok kesannya angkuh dan mementingkan diri sendiri ya? malah yang saya tangkep dari film itu, justru yang jadi 'center of attention' di film itu malah si Wardo itu, karena di film itu kesannya dia yang paling banyak berkorban. langkahnya yang paling rasional, tapi nasibnya yang paling mengenaskan. haha. ternyata setelah malamnya saya cek di internet *sepulang nonton saya langsung bernafsu buka imdb dan wikipedia untuk caritau lebih jauh tentang tetek-bengek film itu. hoho* The Social Network itu diangkat dari buku karya Ben Merzich yang judulnya The Accidental Billionaires: The Founding Of Facebook, A Tale of Sex, Money, Genius, and Betrayal. (panjang juga ya judulnya, hehe) yang mengisahkan tentang si Mark Zuckerberg ini. walaupun buku ini mengisahkan tentang Mark, pada proses pembuatannya Saverin-lah yang jadi konsultan sekaligus narasumber buku. bahkan Mark sama sekali tidak ikut campur dalam proses pembuatan buku tersebut. jadi wajar lah apabila di film si Saverin terkesan jadi 'hero' nya.



Penulis screenplay film ini juga mengatakan kalau dia tidak mendasarkan film ini pada format dokumenter, tapi dia lebih setia ke gaya storytelling. jadi yaa wajar deh, hasil jadi film ini kesannya sudah ter-hollywood-isasi. bahkan salah satu pendiri Facebook yang diikutsertakan jadi karakter di The Social Network (saya lupa antara Dustin Moskowitz atau Eduardo Saverin) mengatakan bahwa materi yang diangkat ke dalam film adalah hal-hal yang tidak penting, dan hal-hal yang penting dalam pembuatan Facebook tidak dimasukkan ke dalam film (yah, mengingat hal-hal yang penting dalam pembuatan situs Facebook adalah para programmer dan kode-kode dalam komputer yang hanya programmer yang dapat mengerti, saya rasa tidak akan menarik apabila hal itu dijadikan sebuah film, hehe). 

Hollywood: ahli mendramatisasi. lihat saja Eduardo asli (kiri) dan Eduardo dalam film (kanan).

***
 
Oh iya, daritadi saya ngomong panjang lebar, tapi belum menceritakan bagaimana inti cerita dari film ini, ya? hehe maaf maaf. keasikan ngoceh, hehe.

PERHATIAN: di bawah ini mengandung spoiler alert film The Social Network. jika anda belum sempat menonton filmnya dan ingin tahu ceritanya sendiri, silakan skip ke bagian akhir postingan saya. jika anda belum menonton filmnya dan tidak terlalu memedulikan spoiler, silakan lanjut. jika anda sudah menonton filmnya, silakan lanjut dan mari kita kritisi bersama :)

Jadi cerita dari film ini adalah tentang asal mula Mark Zuckerberg menciptakan situs Facebook yang sangat mendunia itu *jengjeeng ya iyadong masa cerita tentang si doel anak sekolahan, kan nggak mungkin -___-"*.
cerita dalam film ini lebih difokuskan kepada dua gugatan yang ditujukan kepada Mark Zuckerberg dan Facebook berkenaan dengan awal mula berdirinya Facebook. gugatan yang pertama datang dari si kembar Winklevoss: Tyler dan Cameron dan partner mereka, Divya Narendra yang meng-klaim bahwa Zuckerberg telah mencuri ide mereka dalam pengoperasian inti Facebook, yaitu membuat koneksi dan pertemanan via internet di sekitar kampus Harvard. yang kedua adalah gugatan dari Eduardo Saverin (ya, Wardo yang rupawan itu, teman dekat Mark sendiri!) yang menggugat soal diturunkannya nilai saham dia di Facebook secara sepihak oleh Mark dan penghapusan namanya dari daftar co-founder Facebook; padahal yang membantu Mark merintis Facebook dari awal banget itu adalah dia! *well, ketahuan kan dari sini, bagaimana Wardo menjadi center of attention di film ini? hehe*. dari dua permasalahan itulah, cerita dibuat alur maju-mundur.


Di film ini juga ada Justin Timberlake yang berperan sebagai Sean Parker, co-founder dari Napster. Sean Parker ini juga termasuk salah seorang yang berpengaruh dalam 'menentukan arah' Mark Zuckerberg dan Facebooknya, yang berbuntut tesisihkannya (lagi-lagi) Wardo dari posisi 'penasehat pribadi' Mark--slash--CFO Facebook. tapi di luar itu semua, saya sangat takjub dan terpesona pada Andrew Garfield a.k.a. Wardo karena betapa justin yang sangat cool dan menggemaskan itu kalah jauh kerennya jika dibandingkan dengannya :)) saya paling terkesan dengan kata-kata Wardo waktu dia pura-pura mau meninju Sean (saking kesalnya dia kepada Sean), 

"I like standing next to you, Sean... it makes me look so tough." karena kata-kata ini menurut saya pas banget! hihi :p
who do you think is tougher?


kata-kata Eduardo kepada Mark sewaktu dia baru saja mengetahui bahwa sahamnya di Facebook diturunkan hingga poin terkecil juga memberikan kesan bagi saya. 

"You better lawyer up, asshole, because I'm not coming back for the 30%. I'm coming back for everything!" hmmh, penuh kebencian dan niat balas dendam!
 
Adegan favorit saya adalah ketika di Harvard, Wardo diberitakan kejam pada binatang dan disangka penganut kanibalisme karena dia memberi makan sebuah ayam goreng pada seekor ayam hidup! lucu sekali melihat dia yang panik dan gelagapan memberikan pembelaan, 

"Don't fish eat other fish? The marlins and the trouts!" lucu, hihi :p  

 

Nov 10, 2010

free download Beady Eye single

 
Beady Eye is a newly formed rock band that consists of ex-Oasis Liam Gallagher, Gem Archer and Andy Bell. they release their first single "Bring The Light" on November 10th, 2010 on their website and the single is available for free download.



their official website is http://beadyeyemusic.co.uk/
click below to download free single from them! for limited time only!

Nov 2, 2010

for the things that left unsaid

 
i hate this situation 
when i have a feeling for someone but not being able to tell it to that person.
playing my six strings is the best i can do. 
so there i go, 
pouring every single thought i couldn't say into a 3-minute song.

- hoping he'll notice it when he hears it.

beyond forgotten.

mm'kay, i did something stupid yesterday.

dimulai dari motor adik saya yang biasa saya pake ngampus sampai sekarang belum bisa dipakai, akhirnya saya mau-nggak mau berangkat kuliah bawa mobil. saya bawa mobil ke Kampus 2. tujuan saya ke Kampus 2 adalah untuk menghafalkan doa-doa setelah shalat yang pukul 1 siang nantinya (saat itu sekitar pukul 11 siang) akan diujikan dalam Praktek Ibadah yang dilangsungkan di Kampus 1. jadi berangkatlah saya ke Kampus 2 dan mampirlah sebentar di Perpustakaan Fakultas sambil ketemu juga sama temen-temen sekelas.


yah, setelah ngobrol-ngobrol sana-sini sambil baca-baca referensi buat skripsi seraya menghafalkan doa-doa Praktek Ibadah tersebut, tanpa terasa waktu sudah menunjukkan hampir pukul 1 siang. temen-temen yang ikut ujian pun semua bersiap-siap untuk berangkat ke Kampus 1. saya yang pada waktu itu berpikiran bahwa jarak dari Kampus 2 ke Kampus 1 cukup dekat dan apabila saya membawa mobil saya akan jadi sangat merepotkan dan justru 2x lebih lama dari naik motor karena traffic jam yang ada di jalan raya depan Kampus 1, akhirnya memutuskan untuk nebeng sama Rahma. 


saya dan Rahma cukup menghabiskan waktu banyak di Kampus 1, karena selain ada Ujian praktek, kita juga sekalian shalat zuhur, maksi (makan siang), dan briefing film dengan Arki. setelah itu juga saya sebenarnya ditunggu oleh saudara Ais di Kampus 2 karena mau ada rapat organisasi (TC, red). jadi akhirnya briefing dengan Arki dipersingkat dan kita (saya & Rahma) langsung melesat ke Kampus 2. tapi baru sampai kita di tempat parkir, Ais meng-SMS saya dan bilang kalau mereka yang rapat TC di Kampus 2 udah pada selesai dan mereka mau pulang. OK deh, kalau begitu sekalian aja saya & Rahma langsung balik dari Kampus 1. 

akhirnya saya memutuskan untuk nebeng balik sama Rahma. di tengah jalan, Rahma ngebelokin motornya ke arah Kampus 2, dan saya bingung.
"Lah, lo mau kemana, Rah?"
"Lah, lo mau kemana, Ul?"
"Lah, kita kan mau balik! apa lo ada keperluan di Kampus 2?"
"Hah? yaa, nggak sih."
"Yaudah, balik aja kita!"
dan kita pun pulang, menuju Pamulang naik motornya Rahma.
di tengah perjalanan pulang, saya di-telpon sama temen kuliah saya, Mbip, yang bilang kalau ternyata dia sendirian di Kampus 1. saya bilang ke dia bahwa kita udah terlanjur pulang duluan, udah lewat Setu Ciputat (which is udah setengah perjalanan kalo dari UIN-Pamulang). selain dari itu, saya nggak ngerasa ada yang aneh.


sampai akhirnya saya mulai bernyanyi di atas motor Rahma.


baru saya merasa ada yang off. karna perasaan saya waktu berangkat kuliah tadinya, karaoke nya oke banget, suara lagunya stereo, sambil dengerin radio dan bener-bener nyanyi pol-polan. tapi masalahnya, di motor kan nggak ada radio?


selama gue *dengan lambatnya* mencaritahu apa yang sedang terjadi, motor masih terus jalan balik dan sudah sampai di sekitar bunderan Pamulang (udah 3/4 perjalanan kami tempuh) dan sampai pada titik dimana saya baru menyadari sesuatu.


"Rahmaa! MOBIL GUE KETINGGALAN DI KAMPUS!!"
-____-"


.....................................................................
ya, mobil saya masih nangkring dengan nyaman di kampus sedangkan saya dengan santainya nebeng Rahma balik naik motor. dan kalian tahu bagaimana respon Rahma?
"Iya Ul! makanya tadi gue bingung, kok lo main ngajak balik aja!"
"Yaaaaahhhh Rahma! kl lo inget kenapa ga ngingetin gueeeeee?? gue kan lupaaaaaa!!"
"... iya ya? kenapa ya? gatau nih gue juga jadi speechless."
Grrrrr.

(¬_¬)


http://www.the370z.com/images/smilies/facepalm.gif 


.: sepanjang perjalanan balik (lagi) ke Kampus 2, saya dan Rahma nggak bisa berhenti tertawa.